"G U B U K K I T A"

Gubuk Untuk Sekedar Berbagi...

Rabu, Agustus 19, 2009

Babak 3; Indahnya Ramadhan

Setiap manusia memiliki perasaan bangga jika didalam hidupnya bisa bertemu dengan sosok yang sangat diidamkan, pun demikian dengan Ramadhan. bagi seorang muslim bulan suci seperti tamu agung yang selalu dinanti, bulan suci ramadhan merupakan Bulan Ampunan, Bulan Penuh Rahmah, bulan dimana pintu Surga dibuka dan pintu Neraka ditutup dan terkunci, demikian menurut ulama dalam setiap khutbah keagamaan. Akupun mengamini ungkapan itu, karna memang dalam pendidikan agama ku, bulan itu menjadi dambaan bagi semuanya, bahkan tidak jarang teman-teman sering bergumam dengan kerelaannya jika ajal menjemput asalkan dibulan ini, walaupun dalam hatiku sering bertanya tentang kebenaran itu.

Setiap bulan Ramadhan hari-hariku dihabiskan bersama teman-teman di kampungku, selain karena rasa kangen yang begitu mengakar, keinginan untuk mengikuti pendidikan kilat "pasaran" di pesantren menjadi alasan lain selain karena keinginan untuk melihat malaikat-malaikat berkerudung. Walaupun dalam kitab ta'lim muta'alim motivasi atau niat seperti itu justru menghalangi jalan ilmu dan amal kedalam otak kita...? hatiku mencoba menjelaskan, tapi aku tak perduli, yang penting bisa ketemu! egoku mencoba menutupi rasa malu dalam hati.

Bulan ramadhan bagi ku dan teman-teman ku adalah bulan yang membuat hati senang, buat hidup lebih hidup, pun aku kira kaum muslimin yang lain. Bukan hanya karena pelipatgandaan pahala atas amal ibadah yang kita lakukan, Ya! menurut teks agama perbuatan amal baik dibulan Ramadhan maka pahalanya dilipat gandakan, apalagi jika kita mampu mendapatkan malam al Qadr, Khairun Min Alfi Syahrin, begitu petikan dalam kitab suci Alqur'an. Selain argumentasi syar'iyah, aku dan teman-teman mempunyai alasan yang bagiku terkesan unik dan nyeleneh, karena di bulan Ramadhan ada "pasaran", dan kita bisa lihat santri-santri putri yang selain bulan ramadhan sulit ditemui, atau jika ingin melihat harus dengan berbohong. selain itu dari segi materi, di bulan Ramadhan kita akan mendapatkan materi khusus dewasa -Kitabun Nikah, 'Uqudul Jain, atau Quratul 'Uyun- yang menjadi faforit para santri. Besok kita pilih kitab Quratul Uyun kang? usulku kepada santri yang lebih tua.

Pasaran merupakan belajar kitab yang dilakukan dengan metode kilat biasanya dilakukan dimalam hari setelah ba'da tarawih. Kitabun Nikah, 'Uqudul Jain, atau Quratul 'Uyun menjadi kitab-kitab yang sering diminta untuk dikaji, karena selain membahas masalah rumah tangga juga hal-hal yang berkaitan dengan hubungan sex, itu kira-kira penjelasan yang dipaparkan oleh santri yang lebih tua. Pasaran merupakan strategi pendidikan yang menarik dan sering tak mampu dijangkau oleh peneliti pendidikan di Indonesia, selain dari segi materi, metode penyampaian pembelajarannya pun berbeda dan lebih familiar yang merupakan khas pesantren tradisional.

Selain itu, santri putri menjadi alasan mayoritas kenapa pasaran selalu rame. Sesok malaikatku ikut ga ya...? Besok dia pake kerudung apa ya...? pertanyaan yang sering memotivasi ku untuk tidak terlambat dalam setiap seasonnya. Semoga dia datang dengan wajah yang pernah aku bayangkan dalam lamunan, ingin ku sekali lagi. Rasa lelah yang kita rasakan dari siang, seketika hilang jika malam mulai menjemput, dan perasaan menginginkan malam yang lebih panjang selalu terletup dari otak ku.
Keinginan-keinginan ku ini menjadi interpretasi dari makna bulan Romadhan sebagai bulan yang penuh kebahagiaan. Memang melenceng jauh dari makna sesungguhnya dari syahrul baraqah seperti yang kita baca di buku-buku terjemahan atau berbeda dengan yang pernah kita dengar dari ustadz-ustadzah.

Bulan Ramadhan memang bulan yang sangat mulia, bulan yang menumbuhkan rasa bangga bagi umat Islam walaupun dengan cara pandang yang berbeda, tetapi perasaan itu muncul sebagai penghormatan kepada bulan penuh ampunan. Ayo cepat bulan puasa, datanglah! Aku rindu kepada mu? Tak sabar ingin segera bertemu dengan malaikat kecil ku? ungkapan polos dalam jiwa.

20-08-2009
Rohim Habibi, Pengajian Kalimat, Solo

Tidak ada komentar: