untuk Sisye Debby Diawang
Mbak :
Hidup memang begini adanya
Hitam dan putih saling silang menyapa
Tak mampu kita menyangka tak bisa kita mengelak darinya
Biarkan ini berlalu, berlalu secepat putaran waktu
Dalam hidupmu.
Jadikan engkau yang terindah,
Menjaga cinta kepada semua yang terjadi.
Meski tak seperti keinginan hati
Hidup hanya sekali, sebentar dan akan mati.
Dia memiliki bahasa lain
Saat menjadikan insannya yang terindah
Sambutlah dengan ketulusan cinta
Seperti mawar kepada kumbangnya.
Jadikan yang terindah
Meski saat Dia berbahasa kepedihan,
Kepada kehidupanmu.
GM.23.01.2011
Rohim Habibi, Pengajian Kalimat, Solo
"G U B U K K I T A"
Gubuk Untuk Sekedar Berbagi...
Senin, Januari 24, 2011
Proposal Lama Iyem
Iyem, sayang ku. Tiba-tiba menyodorkan proposal lama yang tidak direvisi sama sekali. Proposal itu memiliki rumusan masalah yang sangat mudah tapi njimet saat menjawabnya.
Bagaimana jika orang tua menanyakan pernikahan, Abie? Bagaimana bisa Abie memandang tiga tahun waktu yang pendek untuk sebuah hubungan?
Maaf Abie… aku butuh kepastian, layaknya wanita. Abie tahu itu kan? Tiga tahun Abie, tiga tahun?! Kalo memang berat bagi Abie untuk menjawab…bilang saja. Jujur aku malu Abie. Bukan kepada Abie tapi orang tua. Lagi pula kita hidup di desa bukan metropolis. Lingkungan yang masih memiliki rasa pekewoh. Sekali lagi, tiga tahun Abie!?
Abie tahukan, kalo tetangga-tetangga sudah memotret kita dan memajangnya dalam pelaminan. Jadi bukan aku yang memaksa Abie tapi tetangga. Maafkan, Abie, maafkan. Iyem pingin kita segera menikah.
Abie, iyem butuh secepatnya di acc keluarga Abie.
Iyem?! T o l o n g jangan tanyakan pertanyaan itu lagi. Aku paham maksud mu, Yem. Kamu tidak ingin kisah pilu itu terulang. Mempercayai seseorang tetapi sia-sia. Dia pergi dan kamu menangis. Iya kan!?
Yem?! Ini aku...?! Bukan dia, bukan. Aku tidak ingin gegabah, pun tidak mudah berubah, yem. Sudah sering kau dengar itu kan. Aku punya satu jawaban, i y a. Tapi bukan sekarang waktunya.
Kita pasti nikah, Yem.
Malam bingung, antara hujan dan tidak…
GM.20.01.2011
Rohim Habibi, Pengajian Kalimat, Solo
Bagaimana jika orang tua menanyakan pernikahan, Abie? Bagaimana bisa Abie memandang tiga tahun waktu yang pendek untuk sebuah hubungan?
Maaf Abie… aku butuh kepastian, layaknya wanita. Abie tahu itu kan? Tiga tahun Abie, tiga tahun?! Kalo memang berat bagi Abie untuk menjawab…bilang saja. Jujur aku malu Abie. Bukan kepada Abie tapi orang tua. Lagi pula kita hidup di desa bukan metropolis. Lingkungan yang masih memiliki rasa pekewoh. Sekali lagi, tiga tahun Abie!?
Abie tahukan, kalo tetangga-tetangga sudah memotret kita dan memajangnya dalam pelaminan. Jadi bukan aku yang memaksa Abie tapi tetangga. Maafkan, Abie, maafkan. Iyem pingin kita segera menikah.
Abie, iyem butuh secepatnya di acc keluarga Abie.
Iyem?! T o l o n g jangan tanyakan pertanyaan itu lagi. Aku paham maksud mu, Yem. Kamu tidak ingin kisah pilu itu terulang. Mempercayai seseorang tetapi sia-sia. Dia pergi dan kamu menangis. Iya kan!?
Yem?! Ini aku...?! Bukan dia, bukan. Aku tidak ingin gegabah, pun tidak mudah berubah, yem. Sudah sering kau dengar itu kan. Aku punya satu jawaban, i y a. Tapi bukan sekarang waktunya.
Kita pasti nikah, Yem.
Malam bingung, antara hujan dan tidak…
GM.20.01.2011
Rohim Habibi, Pengajian Kalimat, Solo
Langganan:
Postingan (Atom)