"G U B U K K I T A"

Gubuk Untuk Sekedar Berbagi...

Rabu, September 16, 2009

Sajak Pinggiran

Topeng


Ssttt?! Dengarkan,

Betapa Indah Suaranya,
Sehalus Mulus Bibirnya,
Sebening mata lentiknya,
Aku tak percaya, begitu Engkau Sempurna...

Lihat? Juga,
Begitu Tenang Gerak Gigi Menusuk Pipi Apemnya,
Disertai senyum gingsulnya, Bech...
Alamak.....

Bagaimana ia membalut rambut panjangnya,
Dengan Kerudung putih,
Ditambah sedikit pewarna bulu mata,
Bech….

Katanya, tentang wanita yang ia benci, sekarang.

Tapi tak perlu engkau tahu,
Bagaimana ia menusukkan Bisa dibalik
Kesempurnaannya sebagai ciptaan-Nya...

Alamak...
Begitu Rapat TopengNya.

-------------***--------------

Maaf...


Maafkan aku, anakmu
Yang tak pernah malu,
Berlaku congkak dibawah do'amu
Nan tulus tak berbalas,
Maafkan aku, Ibu?

Biarkan aku habiskan
Semua sisa air mata ini
Didepan kaki sucimu, Ibu
Berikan tanganmu penuh ampunan,
Kan ku cium setulus maaf mu
Untuk semua dosa membatu ini
Kepada mu pengampun setelah tuhanku.

Biarkan tangisan ini, Ibu
Sebagai bhakti ku kepadamu
Semua do'a mu tak mampu aku balas,
Tak mampu aku membalasnya hari ini,
Sebatas tangisan ini aku bisa
Ibu, aku malu kepada tetesan itu...

Ibu, entah berapa lipat dosaku padamu
Tak pernah aku merubahnya,
Tak pernah aku mendengarnya,
Tak pernah aku meratapinya,
Tapi engkau ikhlas sebening embun
Merela-hapuskan semuanya
Ibu, aku mengadah kepadamu
Memohonkan ampun semua laku hidup
Hari sebelum dan setelah ini
Aku memohon bersama sisa ikhlas ku, kepada mu

Ibu, jangan kau palingkan rahmatmu
Karnanya aku bahagia mengarungi kehidupan ini
Jangan kau kurangi ampunanmu, dengannya aku beribadah
Tanpa ampunanmu tak berharga semua taubatku

Tuhan,
Engkau Maha Ampun, ampuni sang pemaafku
Engkau Maha Kasih, kasihi sang pengasihku
Engkau Maha Penyayang, sayangi sang penyayangku
Engkaulah Sang Penerima do'a sesungguhnya
Setelah ibuku di dunia...

Dihari raya ini...
Maafkan Semuanya Ibuku...
Aku menangisi diriku dibawah telapak kaki Mu
Ibu...


............Untuk Turasih Binti Tarjani..........

----------------***-------------------

Dihari Nanti...


Dihari Nan Suci,
Kini Dia Tersenyum Menanti Hadirmu Sekali,
Membawa Cinta dan Bunga Tujuh Rupa,
Sesekali Tetesan Air Mata Jatuh Berlilit Do'a,
Puja Puji Melebur Dosa Lama, serta
Pengharapan Kebahagiaan Bersama Didunia Berbeda,

Dihari Nan Indah,
Wasilah Menjadi Lorong Pembuka Menuju Petapa,
Duduk Merunduk Menanti Sang Suci di Hari Nan Fithri,
Datang Beraroma Surga, Berparas Imut Si Mungil,
Menebar Do'a Mustajab Bagi Engkau Yang Terma'fu,
Kaupun Ikut Terpuaskan Disana,
Di Alam Barzah bersama Arwah nan Indah...

Dihari Nan Fithri,
Sebelum Ketupat Dilipat,
Menjemput Rumah Kecil Tak Berpintu,
Merebah Mengarah-Hadapkan Utara,
Membawanya Bergembira, Seperti Mereka
Dihari Nan Gembira, Bersama Do'a
Semoga Engkau Suka dan Ia Terima, Amin.

Dihari Nanti,
Tuhan Pun Tahu, Dimana
Segala Do'a Dipanjatkan,
Bagi Insan Terpisahkan, dan
Oleh Takdir Yang Mematikan,
Dihari Nant,i Dia Berdo'a...


.........Do'a Untuk Kaprawi Ibn Syarif (Bapak)........

-------------***------------

MerinduMu


Datanglah, Setelah Ku Ciumi Ibunda,
Sudah Pasti Setelah Itu Giliran Engkau?!
Tak Usah Telepati, EngKau Ingat Itu
Kewajiban Ku dan Rutinitas Kita

Jangan Kau Tak Nampak Nanti,
Seperti Kemaren Karna Perbedaan Dunia
Karna Ini Special, Tidak Seperti Dunia Kita Bersama

Atau Kami Yang Mengunjungi Engkau?
Aku Tahu Usia Mu Mulai Renta
Sedang Dinding Surga – Dunia
Berlipat Jauhnya, Kasihan Engkau Nantinya

Do’a?! Ya, Do’a Berbunga, Kau Suka Itu?
Tak Lebih Atau Kurang? Mumpung Kami Ada, Nanti
Diapun Janji Hadir Menyalami Mu
Yang Dulu Pernah EngKau Tanya-Kagumkan

Dia Tak Pernah Menduakan Engkau, Pasti
Itu Yang Kau Inginkan, Aku Tahu!



...............Kaprawi Ibn Syarif (Ayah), Kami Merindumu.................

Rohim Habibi, Pengajian Kalimat, Solo