Menangisi kata dalam berita
bersama jasad yang meronta
memburu, membunuh demi cinta
Terpojokan oleh suasana
terendap dalam bingkai penuh noda
mata mengurai cerita penuh sandiwara
Atas nama gila
kau tutupi mata dalam hati
demi dunia dalam mimpi yang tak berisi
Anak menertawakan mata di depan mata
para pesohor berkerudung cerita
menjual mulut menawarkan kata
dalam cerita di depan mata
Keluarga kecil berdebat memposisikan mata
mencari dambaan hati segera mati
bersama misteri dan ilusi para penyaji
yang tak berbudi
Mata berjalan menelusuri lorong
sejenak berhenti membawa penawar
mendoktrinasi dunia nyata tak belas kasih
demi sesuap roti yang tak terbeli
hanya pemilik mata dan koorporasi
13-08-2009
Rohim Habibi, Pengajian Kalimat, Solo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar