"G U B U K K I T A"

Gubuk Untuk Sekedar Berbagi...

Jumat, Agustus 14, 2009

Refleksi Kemerdekaan

Enam hari kedepan kita bangsa indonesia segera menikmati keindahan sebuah keberhasilan dari perjuangan (moral, material serta spiritual) para pahlawan. Bangsa ini akan merayakan kemerdekaan ke-64 dengan kondisi dan situasi bangsa yang berbeda dari sebelumnya. Perbedaan tersebut mulai tampak dari kemegahan penyambutan hari bersejarah yang syarat nilai itu.

Kemerdekaan bagi bangsa ini ternyata tidak serta-merta dipersepsikan sama oleh pelakunya dari segmentasi yang berbeda. Makna dan rasa Kemerdekaan bagi masyarakat miskin berbeda dengan para pejabat dan pelaku bisnis di negeri ini. Masyarakat memaknai kemerdekaan sebagai keinginan untuk keluar dari belenggu penindasan sistemik di segala sektor kehidupan.

Ketidakmampuan penguasa bangsa ini dalam memenuhi keinginan masyarakatnya, menyebabkan kemerdekaan dipandang hanya sebagai Show of Force oleh masyarakat. Antusiasme masyarakat dalam menyambut hari kemerdekaan sangat berbeda saat ini. Masyarakat lebih memilih mencari kebutuhan hidup -sandang, pangan, papan- daripada mengikuti kemeriahan peringatan kemerdekaan.

Ironis memang, tapi laku kehidupan tersebut terjadi pada masyarakat di sekeliling kita. Kemeriahan momentum kemerdekaan seakan hanya milik anak-anak atau remaja. dengan berbagai lomba yang diadakan walaupun hanya sekedar kemegahan pesta.

Hal ini tidak terjadi pada masyarakat -orang tua dan dewasa- dengan merelakan kesibukan duniawi demi penghormatan terhadap bangsa. Bahkan tradisi syukuran -berdoa- pada malam peringatan kemerdekaanpun mulai hilang nilai spiritualnya.

Keadaan ini sudah terjadi sebelumnya, dimulai ketika peran kontrol pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat mulai mandul. Pemerintah tidak mampu memberikan kenyamanan terhadap masyarakat untuk mendapatkan kebutuhannya secara layak. Maka tidak heran jika masyarakat miskin tidak lagi peduli terhadap kemerdekaan atau bahkan memaknai kemerdekaan itu secara formalitas.

Bayangkan jika kondisi ini tetap terjadi sampai generasi selanjutnya? Padahal bangsa ini sudah mengikrarkan kemerdekaannya selama 64 tahun. Bangsa yang besar adalah memberi penghormatan terhadap para pahlawan tentunya sejarah tidak boleh dilupakan. Oleh karena itu, realisasi terhadap janji pemerintahan harus dikontrol dan selalu digalakkan. Bukan hanya obrolan dalam mimpi belaka yang hilang bersama datangnya matahari.

Ayo Bangsa Ku...
Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya...

Malam ini, disebuah Hek depan Yarsis Solo. Aku bersama Tukang Becak, Penjual Hek, Mahasiswa UMS dan salah seorang dengan pakaian hitam menempel di atas sakunya, sebuah pin bergambar pohon beringin. Aku menjadi pendengar yang budiman, sedang mereka saling tukar pikir -tentang kemerdekaan- untuk sekedar melewati malam ini. Salam Dari Pendengar Mu yang Budiman.

10-08-2009
Rohim Habibi, Pengajian Kalimat, Solo

Tidak ada komentar: